Rabu, 04 Desember 2013

Contoh program database dengan menggunakan javascript

Tugas Web 1

Input Data

Kode Barang :
Nama Barang :
Fisik :
Harga Satuan :

Output

Cek Kode Barang Nama Barang Fisik Harga Satuan Jumlah Harga

Total Pembelian

Sabtu, 09 November 2013

Update cara menginstal phpMyAdmin versi 3.4.10.1

Download phpMyAdmin
Download phpMyAdmin dari link yang ada di Cara Menginstal phpMyAdmin. Sebelum menginstal pastikan versi PHP yang terinstal adalah PHP 5.2 atau diatasnya dan MySQL minimum MySQL 5.0.
Setelah selesai di download ekstrak file tersebut ke root server sehingga semua filenya akan berada di folder "D:\My Websites\phpMyAdmin\".
Selanjutnya buka Notepad kemudian salin kode berikut.
File Pengaturan phpMyAdmin
<?php
/* vim: set expandtab sw=4 ts=4 sts=4: */
/**
 * phpMyAdmin sample configuration, you can use it as base for
 * manual configuration. For easier setup you can use setup/
 *
 * All directives are explained in Documentation.html and on phpMyAdmin
 * wiki <http://wiki.phpmyadmin.net>.
 *
 * @package phpMyAdmin
 */

/*
 * This is needed for cookie based authentication to encrypt password in
 * cookie
 */
$cfg['blowfish_secret'] = ''; /* YOU MUST FILL IN THIS FOR COOKIE AUTH! */

/*
 * Servers configuration
 */
$i = 0;

/*
 * First server
 */
$i++;
/* Authentication type */
$cfg['Servers'][$i]['user']          = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['password']      = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password
$cfg['Servers'][$i]['auth_type']     = 'config';
/* Server parameters */
$cfg['Servers'][$i]['host'] = 'localhost';
$cfg['Servers'][$i]['connect_type'] = 'tcp';
$cfg['Servers'][$i]['compress'] = false;
/* Select mysql if your server does not have mysqli */
$cfg['Servers'][$i]['extension'] = 'mysqli';
$cfg['Servers'][$i]['AllowNoPassword'] = false;

/*
 * phpMyAdmin configuration storage settings.
 */

/* User used to manipulate with storage */
$cfg['Servers'][$i]['controluser'] = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['controlpass'] = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password

/* Storage database and tables */
$cfg['Servers'][$i]['pmadb'] = 'phpmyadmin';
$cfg['Servers'][$i]['bookmarktable'] = 'pma_bookmark';
$cfg['Servers'][$i]['relation'] = 'pma_relation';
$cfg['Servers'][$i]['table_info'] = 'pma_table_info';
$cfg['Servers'][$i]['table_coords'] = 'pma_table_coords';
$cfg['Servers'][$i]['pdf_pages'] = 'pma_pdf_pages';
$cfg['Servers'][$i]['column_info'] = 'pma_column_info';
$cfg['Servers'][$i]['history'] = 'pma_history';
$cfg['Servers'][$i]['tracking'] = 'pma_tracking';
$cfg['Servers'][$i]['designer_coords'] = 'pma_designer_coords';
$cfg['Servers'][$i]['userconfig'] = 'pma_userconfig';
/* Contrib / Swekey authentication */
$cfg['Servers'][$i]['auth_swekey_config'] = '/etc/swekey-pma.conf';

/*
 * End of servers configuration
 */

/*
 * Directories for saving/loading files from server
 */
$cfg['UploadDir'] = '';
$cfg['SaveDir'] = '';

/**
 * Defines whether a user should be displayed a "show all (records)"
 * button in browse mode or not.
 * default = false
 */
//$cfg['ShowAll'] = true;

/**
 * Number of rows displayed when browsing a result set. If the result
 * set contains more rows, "Previous" and "Next".
 * default = 30
 */
//$cfg['MaxRows'] = 50;

/**
 * Use graphically less intense menu tabs
 * default = false
 */
//$cfg['LightTabs'] = true;

/**
 * disallow editing of binary fields
 * valid values are:
 *   false  allow editing
 *   'blob' allow editing except for BLOB fields
 *   'all'  disallow editing
 * default = blob
 */
//$cfg['ProtectBinary'] = 'false';

/**
 * Default language to use, if not browser-defined or user-defined
 * (you find all languages in the locale folder)
 * uncomment the desired line:
 * default = 'en'
 */
//$cfg['DefaultLang'] = 'en';
//$cfg['DefaultLang'] = 'de';

/**
 * default display direction (horizontal|vertical|horizontalflipped)
 */
//$cfg['DefaultDisplay'] = 'vertical';


/**
 * How many columns should be used for table display of a database?
 * (a value larger than 1 results in some information being hidden)
 * default = 1
 */
//$cfg['PropertiesNumColumns'] = 2;

/**
 * Set to true if you want DB-based query history.If false, this utilizes
 * JS-routines to display query history (lost by window close)
 *
 * This requires configuration storage enabled, see above.
 * default = false
 */
//$cfg['QueryHistoryDB'] = true;

/**
 * When using DB-based query history, how many entries should be kept?
 *
 * default = 25
 */
//$cfg['QueryHistoryMax'] = 100;

/*
 * You can find more configuration options in Documentation.html
 * or here: http://wiki.phpmyadmin.net/pma/Config
 */
?>
Kode diatas adalah dari file "config.sample.inc.php" yang ada dalam folder phpMyAdmin jadi anda bisa membandingkan apa-apa saja yang di ubah didalamnya.
Setelah mengisikan MySQL password simpan file tersebut ke "D:\My Websites\phpMyAdmin\" dengan nama "config.inc.php"
Testing phpMyAdmin
Buka browser kemudian di address bar ketikkan "http://localhost/phpmyadmin" atau "localhost/phpmyadmin". Maka jika tidak ada problem akan tampil seperti berikut.
phpMyAdmin-instal.png
Pada bagian bawah mungkin akan ada pemberitahuan atau peringatan bahwa beberapa fungsi telah dinonaktifkan karena pengaturan yang kurang sempurna.
phpMyAdmin warning
Ini terjadi karena belum adanya database untuk penyimpanan data dan informasi. Untuk membuat database ini kita akan mengimpornya dari "D:\My Websites\phpMyAdmin\scripts\create_tables.sql" dengan menggunakan phpMyAdmin.
Membuat phpMyAdmin database
Di dalam jendela phpMyAdmin dari menu paling atas pilih atau klik Import.
Import SQL
Dari File to import klik browse tujukan ke "D:\My Websites\phpMyAdmin\scripts\create_tables.sql"
phpMyAdmin SQL
Kemudian klik "Go". Tunggu beberapa saat hingga prosesnya selesai.
Jika berhasil dengan baik maka akan ada database baru dengan nama phpmyadmin dan pemberitahuan yang menyatakan bahwa pengimporan telah berhasil.
phpMyAdmin Sukses
Refresh browser untuk melihat hasilnya.
Mengaktifkan phpMyAdmin Log In/Log Out
Jika ingin memasukkan user dan password setiap saat masuk ke phpmyadmin maka kita harus mengisi blowfish_secret pada file pengaturan phpMyAdmin (config.inc.php):
$cfg['blowfish_secret'] = ''; /* isikan dengan sembarang */
Hapus dua baris berikut ini:
$cfg['Servers'][$i]['user']          = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['password']      = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password
Kemudian untuk Authentication type diubah dari config menjadi cookie.
$cfg['Servers'][$i]['auth_type']     = 'cookie';
Selamat bereksperimen.

Memindahkan WordPress dari hosting ke Localhost

Untuk memindahkan WordPress dari hosting ke localhost dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara termudah adalah dengan menggunakan Tools Export/Import yang sudah terintegrasi dengan WordPress.
Langkah-langkahnya adalah dengan login ke WordPress yang online (hosting) kemudian masuk ke WordPress Dashboard. Dari menu navigasi pilih Tools kemudian klik Export. Kemudian tentukan lokasi filenya kemana akan disimpan. Nanti data blog kita akan didownload dalam format xml.
Di Localhost login ke WordPress, dari Tools klik Import, kemudian tujukan ke lokasi dimana file xml tadi di download.
Ketika sampai pada tahap seperti gambar dibawah, pilih user yang aktif pada localhost kemudian tandai "Dowmload and import file attachments" untuk mendownload semua media yang pernah di upload, klik "Submit"
Memindahkan WordPress 01
Untuk plugin dan themes harus didownload secara manual dengan menggunakan program FTP atau cPanel File Manager.
Setelah di download aktifkan theme dan plugin-plugin, buat pengaturan termasuk widget-widget agar terlihat persis seperti tampilan Wordress yang sedang online.
Cara memindahkan WordPress dari hosting ke localhost yang lainnya adalah export/import database menggunakan phpMyAdmin.
Cara ini sedikit lebih rumit namun lebih efisien karena pengaturan, theme, plugin, widget bahkan user dan passwordnya pun akan sama dengan Wordpess kita yang sedang online.
Agar cara ini dapat dilakukan kita harus dapat mengakses phpMyAdmin baik di tempat hosting maupun di localhost.
Buka program FTP kemudian sambungkan dengan hosting dan masuk ke lokasi dimana WordPress terinstal. Download folder "wp-content" beserta isinya, atau bisa langsung ditimpakan dengan "wp-content" yang ada di localhost (D:\My Websites\wp-content).
Atau jika memungkinkan gunakan cPanel File Manager, nanti folder tersebut dapat dikompres dan di download dalam format zip yang filenya akan jauh lebih kecil.
Berikutnya Login ke Cpanel hosting kemudian klik phpMyadmin.
Memindahkan WordPress 02
Dari urutan database yang ada klik database yang digunakan oleh WordPress yang akan di ekspor ke Localhost. Dalam contoh saya menggunakan database htmlcssgxxx.
Memindahkan WordPress 03
Setelah databasenya di klik maka seluruh table yang ada di dalam database tersebut akan ditampilkan pada sebelah kanan.
Klik "Export" untuk mengekspor database bila semua table tersebut adalah merupakan bagian dari WordPress termasuk table dari plugin-plugin.
Memindahkan WordPress 04
Ketika muncul "Export Method" pilih "Quick – display only the minimal options" dan untuk format pilih format SQL.
Namun bila filenya terlalu besar, pada "Export Method" anda bisa pilih "Custom – display all possible options" kemudian pada "Compression" pilih (bila mendukung) "zipped" atau "gzipped"
Kemudian tekan tombol "Go" untuk menyimpan SQL atau Zip tersebut ke komputer kita.
Sekarang masuk ke phpMyAdmin di Localhost dengan mengetikkan "http://localhost/phpmyadmin" pada address bar browser.
Bila ingin menggunakan database WordPress yang sudah terinstal sebelumnya di Localhost klik database tersebut maka table-table wordpress akan ditampilkan pada sebelah kanan.
Pada bagian bawah dari nama-nama table tersebut tandai "Check All" kemudian pilih "Drop" untuk menghapus sehingga database nanti menjadi kosong.
Memindahkan WordPress 05
Atau bisa juga dengan membuat database baru kemudian mengedit wp-config.php untuk menyesuaikan nama database.
Setelah databasenya dipilih atau dibuat klik database tersebut kemudian pada menu paling atas klik "Import". Pada "Browse your computer" masukkan atau browse ke lokasi dimana file SQL atau Zip yang telah kita download sebelumnya berada.
Memindahkan WordPress 06
Tekan tombol "Go" untuk mulai mengimpor table-table ke database, bila semuanya berjalan dengan lancar maka akan tampil seperti gambar dibawah bahwa pengimporan telah berhasil dengan sukses.
Memindahkan WordPress 07
Selanjutnya dari tabel database yang baru di impor klik “wp_options”
Memindahkan WordPress 08
Maka akan ditampilkan rows dari tabel database tersebut.
Didalam option_name cari “siteurl” kemudian klik Edit.
Memindahkan WordPress 09
Ganti urlnya dengan http://localhost
Memindahkan WordPress 10
Klik tombol Go untuk menyimpan perubahan.
Selanjutnya masih di option_name cari “home”, cari di halaman selanjutnya bila tidak ditemukan pada halama pertama.
Memindahkan WordPress 11
Klik Edit dan ganti urlnya dengan http://localhost
Memindahkan WordPress 12
Kemudian klik tombol Go untuk menyimpan perubahan.
Sekarang coba browsing ke "http:/localhost" kemudian Login dengan menggunakan username dan password yang sama dengan WordPress anda yang sedang online.
Untuk kenyamanan dan kecepatan sebaikknya script-script yang membutuhkan koneksi internet sebaiknya dilepaskan atau dihapus dari template maupun widget. Seperti contoh Script Adsense, Analytic, Webstats, Shoutbox dsb.

Cara menginstal WordPress di Localhost

Untuk menginstal WordPress di localhost ada dua cara, tapi sebelum melakukan cara-cara tersebut usahakan untuk mengupdate Apache Server, PHP, MySQL dan phpMyAdmin anda ke versi yang terbaru.
Yang perlu di siapkan untuk instalasi WordPress ini adalah CMS Blog WordPress ikuti link untuk mendownload.
Selanjutnya adalah database, untuk membuat database anda bisa mengikuti petunjuk tentang Membuat MySQL Database di Localhost.
Kemudian User dan Password MySQL adalah data yang kita buatkan ketika menginstal MySQL atau data yang kita masukkan di dalam file pengaturan phpMyAdmin.
Setelah WordPress selesai di download ekstrak file tersebut. Maka secara default file tersebut akan berada di sebuah folder dengan nama "Wordpress".
Buka folder tersebut kemudian pindahkan file-file di dalamnya termasuk ketiga folder yaitu wp-admin, wp-content dan wp-includes ke root server.
Jika anda mengikuti tutor yang ada di blog ini tentang Cara menginstal Apache Server maka root servernya ada di "D:\My Websites". Jadi semua file dan folder tersebut akan berada di dalam folder "D:\My Websites".
Instal WordPress
Menginstal WordPress cara pertama.
Buka browser ketikkan "http://localhost" atau "localhost" di address bar, maka akan tampil jendela seperti berikut.
Instal WordPress 01
Dinyatakan bahwa pengaturan WordPress atau wp-config.php belum ada jadi kita di suruh untuk membuatkannya, klik "Create a Configuration File".
Instal WordPress 02
Sebelum pengistalasian, kita diingatkan untuk mempersiapkan data-data seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, diantaranya:nama database, user, password dan host. Bila sudah lengkap klik "Let’s Go!"
Instal WordPress 03
Isikan dengan data-data yang sudah disiapkan. Untuk Database Host isikan dengan "localhost". Untuk Table Prefix biarkan saja, namun bila kita ingin menginstal WordPress di folder lain dan menggunakan database yang sama maka kita harus mengganti namanya, tidak boleh sama. Setelah selesai diisi klik "Submit".
Instal WordPress 04
WordPress akan memeriksa dan memproses data-data yang kita masukkan, bila tidak ada kesalahan maka akan tampil jendela seperti diatas, klik "Run the install"
Instal WordPress 05
Isikan titel dari blog di Site Title, Username dan Password adalah data yang selalu kita butuhkan ketika ingin mengelola blog kita, jadi jangan sampai lupa. Your E-mail dan Privacy tidak terlalu penting karena adanya di localhost. Selanjutnya klik "Install WordPress"
Instal WordPress 06
Maka akan tampil jendela seperti diatas, bahwa penginstalasian WordPress telah berhasil dengan sukses. Bila kita mengosongkan Password sebelumnya maka WordPress akan secara otomatis membuatkannya untuk kita. Untuk mulai menggunakan blog klik "Log In"
Instal WordPress 07
Kemudian masukkan Usename dan Password, klik "Log In"

Menginstal WordPress cara kedua.
Kita juga bisa menginstal wordpress dengan cara mengedit wp-config-sample.php yang ada di "D:\My Websites" terlebih dahulu.
Buka file tersebut kemudian cari baris berikut ini dan isikan dengan data-data yang kita miliki.
define('DB_NAME', 'nama_database');
define('DB_USER', 'username');
define('DB_PASSWORD', 'password');
define('DB_HOST', 'localhost');
Setelah diisi dengan benar simpan kembali file tersebut tapi dengan nama yang berbeda yaitu "wp-config.php"
Buka browser, di address bar ketikkan "http://localhost" maka kita akan dibawa langsung ke jendela penginstalasian seperti yang sebelumnya yaitu Install WordPress

Cara menginstal Apache Lounge Zip

Ketika kita mendownload Apache dari apachelounge.com yang ada adalah versi Zip. Bila kita ingin menginstal Apache Lounge ini ke komputer kita, maka kita harus mengedit file konfigurasinya secara manual.
Download Apache Lounge dari http://www.apachelounge.com/download/
Setelah selesai di download, ekstrak file tersebut dengan menggunakan Winzip atau Winrar ke C:\Apache\
Apache Konfigurasi
Selanjutnya buka file konfigurasi Apache yang ada di “C:\Apache\conf\httpd.conf”
Kemudian cari baris ServerRoot seperti berikut:
ServerRoot "c:/Apache2"
Ubah menjadi:
ServerRoot "C:/Apache"
Selanjutnya baris ServerAdmin:
ServerAdmin admin@example.com
Ubah menjadi:
ServerAdmin admin@localhost
Kemudian baris berikutnya adalah ServerName:
#ServerName www.example.com:80
Aktifkan dengan menghapus tanda # dan ubah sehingga menjadi:
ServerName localhost:80
Selanjutnya adalah baris ScriptAlias seperti berikut:
ScriptAlias /cgi-bin/ "c:/Apache2/cgi-bin/"
Ubah menjadi:
ScriptAlias /cgi-bin/ "C:/Apache/cgi-bin/"
Selanjutnya baris CGI directory:
<Directory "c:/Apache2/cgi-bin">
Ubah menjadi:
<Directory "C:/Apache/cgi-bin">
Simpan file konfigurasi Apache tersebut.
Instalasi Apache Server
Selanjutnya dari Start menu klik Run kemudian ketikkan cmd untuk mengakses Command Prompt kemudian tekan Enter.
Ketik “cd c:\apache\bin” untuk masuk ke folder Apache kemudian Enter.
Ketik “httpd.exe -k install” untuk menginstal Apache Service dan Enter.
Selanjutnya ketik “httpd.exe -k start” untuk menjalankan Apache Server.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Instal Apache Service
Testing Apache Server
Selanjutnya untuk memastikan Apachenya sudah berjalan buka browser kemudian ketikkan http://localhost/, bila tampil seperti gambar berikut berarti Apachenya sudah jalan.
Apache Test 01
Icon Apache Monitor
Untuk menampilkan icon Apache Monitor di System Tray klik dua kali ApacheMonitor.exe yang ada di C:\Apache\bin\ApacheMonitor.exe
Agar Apache ini langsung dijalankan ketika Windows di mulai, buat shortcut dari ApacheMonitor.exe dengan cara mengklik kanan file tersebut kemudian klik Create shortcut.
Ganti nama shortcut tersebut menjadi “Apache Monitor” kemudian klik kanan shortcut tersebut pilih Cut kemudian Paste-kan ke dalam folder C:\Documents and Settings\All Users\Start Menu\Programs\Startup.
Mengganti Apache DocumentRoot
Untuk mengganti DocumentRoot anda bisa mengikuti seperti yang telah dibahas di cara menginstal Apache server.
Uninstal Apache Server
Karena kita menginstal Apache ini secara manual maka untuk menghapus (uninstall) dari komputer, kita harus melakukannya secara manual juga.
Buka Command Prompt dari Start menu klik Run kemudian ketikkan cmd dan Enter.
Ketik “cd c:\apache\bin” untuk masuk ke folder Apache kemudian Enter.
Ketik “httpd.exe -k stop” untuk menghentikan Apache Server dan Enter.
Selanjutnya untuk menghapus Apache Service ketik “httpd.exe -k uninstall” kemudian tekan enter.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Uninstal Apache Service
Untuk menghapus icon Apache Monitor bisa dilakukan dengan menekan End Process pada Windows Task Mananger di dalam tab Processes atau dengan mengklik kanan icon Apache Monitor yang ada di System Tray kemudian pilih Exit.
Hapus shortcut Apache Monitor yang ada di C:\Documents and Settings\All Users\Start Menu\Programs\Startup.
Selanjutnya kita sudah bisa menghapus folder C:\Apache\ dengan aman.

Update Apache Server untuk PHP VC9

Meng-update Apache Server agar bisa menggunakan PHP yang di kompilasi dengan Visual Studio 2008 (VC9) di Ms Windows.
Ketika kita berada di hadownload PHP kita akan melihat bahwa PHP 5.3.6 hanya ada yang VC9, dan menurut informasi yang saya baca di
wiki.php.net dinyatakan bahwa versi 5.3.x merupakan versi terakhir dengan VC6 sedangkan selanjutnya hanya dengan VC9.
laman
Dengan kata lain PHP 5.3.5 merupakan versi yang terakhir dengan VC6 sedangkan PHP 5.3.6+ hanya akan dikompilasi dengan VC9.
Jadi untuk menggunakan PHP 5.3.6 VC9 ini kita harus menggunakan Apache server yang mendukung VC9 juga yang dapat di download di apachelounge.com
Ketika tulisan ini ditulis versi yang ada adalah httpd-2.2.19-win32-x86-ssl.zip.
Agar update ini berjalan dengan lancar dianjurkan untuk mendownload versi yang persis sama dengan apache.org yang terinstal sebelumnya.
Setelah selesai di download dengan Winzip ekstrak file tesebut ke sebuah folder.
Untuk dapat menggunakan Apache 2.2.19 ini, Visual C++ 2008 Redistributable Package harus ter instal di komputer kita. Jika belum ikuti link berikut untuk mendownload:
Update: Untuk Apache Versi 2.2.22 gunakan Visual C++ 2008 SP1 Redistributable Package.
Berikut adalah cara meng-Update Apache server.
Bagi anda yang baru menginstal Apache server, saya sarankan untuk mengikuti cara menginstal Apache server, ikuti petunjuk-petunjuknya sampai berhasil. Sebelum berhasil, jangan lanjut kebagian ini.
Dari icon Apache di Taskbar hentikan Apache server dengan klik kiri kemudian pilih “Stop”. Buka Task Manager dengan menekan “Ctr+Alt+Del” secara bersamaan. Kemudian dari menu tab Processes cari dan klik “Apache Monitor.exe” klik tombol “End Proses” akan muncul jendela peringatan pilih saja “Yes”.
Sekarang buka Windows Explorer, buat salinan atau backup “httpd.conf” yang ada di “C:\Apache\conf\httpd.conf” selanjutnya hapus file dan folder yang ada di “C:\Apache” tersebut kecuali folder php, mysql dan temp bila anda sudah menginstal PHP dan MySQL persis seperti tutorial yang ada di blog ini.
Kemudian pindahkan semua file dan folder dari folder Apache yang telah diektrak tadi ke “C:\Apache\”, ganti “httpd.conf” yang ada di “C:\Apache\conf\httpd.conf” dengan salinan atau backup yang telah anda buat.
Dengan Windows Explorer buka folder “C:\Apache\bin” didalam folder tersebut klik dua kali “ApacheMonitor.exe” maka secara otomatis anda akan melihat iconnya muncul kembali di taksbar, klik kiri icon tersebut dan pilih “Start”.
Sekarang anda sudah bisa menginstal PHP yang VC9 dengan mengikuti langkah-langkah di cara menginstal PHP.

Cara menginstal PHP 5.3.6

Untuk menginstal PHP sebelumnya anda harus sudah menginstal Apache Server dan pastikan sudah berjalan dengan baik.
Klik link berikut untuk mendownload php: http://windows.php.net/download untuk php versi yang lama dapat di download di php archives atau museumnya php.
PHP ada 2 kompilasi yang dikeluarkan yaitu VC6 (Visual C++ 6.0) dan VC9 (Visual Studio C++ 2008).
Untuk Apache.org binary, dianjurkan untuk menggunakan yang VC6 sedangkan VC9 adalah untuk IIS server.
Ketika mendownload pilih yang versi Zip dengan Thread Safe.
Jika ingin menggunakan PHP yang VC9 maka Apachenya harus di update terlebih dahulu. Ikuti link berikut untuk mengetahui bagaimana cara upgrade Apache untuk PHP yang VC9.
Setelah mendapatkan versi php yang anda inginkan, buat sebuah folder di “C:\Apache” dengan nama “php” sehingga menjadi C:\Apache\php, kemudian dengan menggunakan winzip atau winnar ekstrak file yang telah kita download ke dalam folder tersebut.
Kemudian di dalam folder php cari file “php.ini-dist” untuk PHP versi 5.3.+ gunakan “php.ini-production” karena pengaturan tersebut merupakan pengaturan standar, baik untuk kecepatan maupun keamanan.
Ganti namanya menjadi “php.ini” double klik untuk membuka file tersebut dan cari baris seperti berikut:
doc_root =
supaya lebih cepat, di menu notepad klik “edit” kemudian “find” masukkan “doc_root” klik find. Kemudian masukkan folder website yang telah kita buat sebelumnya sehingga menjadi:
doc_root ="D:\My Websites"
Kemudian cari baris berikutnya:
; extension_dir = "ext"
Isikan sehingga menjadi:
extension_dir = "C:\Apache\php\ext"
Agar PHP terhubung dengan server maka kita harus mengedit file configurasi Apache Server yang berada di “C:\Apache\conf\httpd.conf” buka file tersebut kemudian cari baris seperti dibawah ini:
<IfModule dir_module>
DirectoryIndex index.html
</IfModule>
Tambahkan index.php dengan dibatasi oleh sebuah spasi sehingga menjadi:
<IfModule dir_module>
DirectoryIndex index.html index.php
</IfModule>
PHP Directory
Kemudian tambahkan yang berikut ini diantara <IfModule mime_module> dan </IfModule>, sehingga menjadi seperti pada gambar dibawah:
ScriptAlias /php/ "C:/Apache/php/"
AddType application/x-httpd-php .php .php5
Action application/x-httpd-php "/php/php-cgi.exe"
SetEnv PHPRC "C:/Apache/php"
PHP Module 01
Diakhir dari file httpd.conf tersebut tambahkan yang berikut ini:
PHPIniDir "C:/Apache/php/"
LoadModule php5_module "C:/Apache/php/php5apache2_2.dll"
PHP Module 02
Simpan file tersebut, kemudian Restart server.
Agar Windows dapat mengetahui lokasi file system dan konfigurasi dari PHP maka kita harus menambahkan lokasi dari directory PHP tersebut.
Sebenarnya kita bisa saja memindahkan file 2x tersebut ke folder Windows atau System32, tapi tentu akan jadi rumit ketika kita ingin meng-upgrade php tersebut yang ujung-ujungnya malah system Windows kita yang rusak.
Jadi jalan terbaiknya adalah dengan memasukkan path atau lokasi php kita ke System Windows. Caranya? ikuti langkah-langkah berikut:
Buka “System Properties” dengan cara mengklik kanan “My Computer” pilih “Properties”
PHP System Path 01
Kemudian pilih tab “Advanced” kemudian klik “Environment Variables”
PHP System Path 021
Di dalam “System Variables” cari variable yang bernama “Path” klik edit atau double klik untuk mengedit.
PHP System Path 03
Setelah Edit System Variable terbuka di dalam “Variable value” tambahkan “C:\Apache\php” dengan dibatasi oleh tanda titik koma “;” klik OK.
Secara standart PHP akan menggunakan System Temp sebagai temporary folder. Saya pernah mengalami script yang tidak bekerja setelah saya mengosongkan Windows Temp folder. Jadi agar hal ini tidak terjadi kita akan membuat temporary folder di dalam folder Apache.
Pertama buat sebuah folder di “C:\Apache” dengan nama “temp” di dalam folder “temp” tersebut buat dua buah folder dengan nama “upload” dan “session” sehingga kita akan memiliki dua buah folder baru:
“C:\Apache\temp\upload”
“C:\Apache\temp\session”
Kemudian buka file pengaturan PHP “C:\Apache\php\php.ini” cari baris seperti yang ada di bawah ini:
;upload_tmp_dir =
Isikan sehingga menjadi:
upload_tmp_dir="C:\Apache\temp\upload"
Selanjutnya cari kembali:
;session.save_path = "/tmp"
Isikan sehingga menjadi:
session.save_path="C:\Apache\temp\session"
Agar system dapat membaca semua perubahan ini, Komputer kita harus di “Restart.”
Setelah komputer direstart sekarang kita akan menguji apakah server dan php telah terhubung dengan baik, buka notepad kemudian masukkan kode berikut ini:
<?php
phpinfo();
?>
Simpan file tersebut ke D:\My Websites dengan nama “index.php” jangan lupa ketika menyimpannya ganti save as type-nya dengan “all files” karena jika tidak maka filenya nanti akan menjadi “index.php.txt”
Hapus file “index.html”jika masih ada di dalam folder tersebut.
Kemudian buka browser ketik di address bar “localhost” atau “http//localhost/”
Jika browser menampilkan seperti gambar berikut ini berarti PHP telah terhubung ke Server dengan baik, again Congratulations…
Test PHP Info