Auto Komputer
Rabu, 04 Desember 2013
Sabtu, 09 November 2013
Update cara menginstal phpMyAdmin versi 3.4.10.1
Download phpMyAdmin
Download phpMyAdmin dari link yang ada di Cara Menginstal phpMyAdmin. Sebelum menginstal pastikan versi PHP yang terinstal adalah PHP 5.2 atau diatasnya dan MySQL minimum MySQL 5.0.
Setelah selesai di download ekstrak file tersebut ke root server
sehingga semua filenya akan berada di folder "D:\My
Websites\phpMyAdmin\".
Selanjutnya buka Notepad kemudian salin kode berikut.
File Pengaturan phpMyAdmin
<?php
/* vim: set expandtab sw=4 ts=4 sts=4: */
/**
* phpMyAdmin sample configuration, you can use it as base for
* manual configuration. For easier setup you can use setup/
*
* All directives are explained in Documentation.html and on phpMyAdmin
* wiki <http://wiki.phpmyadmin.net>.
*
* @package phpMyAdmin
*/
/*
* This is needed for cookie based authentication to encrypt password in
* cookie
*/
$cfg['blowfish_secret'] = ''; /* YOU MUST FILL IN THIS FOR COOKIE AUTH! */
/*
* Servers configuration
*/
$i = 0;
/*
* First server
*/
$i++;
/* Authentication type */
$cfg['Servers'][$i]['user'] = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['password'] = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password
$cfg['Servers'][$i]['auth_type'] = 'config';
/* Server parameters */
$cfg['Servers'][$i]['host'] = 'localhost';
$cfg['Servers'][$i]['connect_type'] = 'tcp';
$cfg['Servers'][$i]['compress'] = false;
/* Select mysql if your server does not have mysqli */
$cfg['Servers'][$i]['extension'] = 'mysqli';
$cfg['Servers'][$i]['AllowNoPassword'] = false;
/*
* phpMyAdmin configuration storage settings.
*/
/* User used to manipulate with storage */
$cfg['Servers'][$i]['controluser'] = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['controlpass'] = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password
/* Storage database and tables */
$cfg['Servers'][$i]['pmadb'] = 'phpmyadmin';
$cfg['Servers'][$i]['bookmarktable'] = 'pma_bookmark';
$cfg['Servers'][$i]['relation'] = 'pma_relation';
$cfg['Servers'][$i]['table_info'] = 'pma_table_info';
$cfg['Servers'][$i]['table_coords'] = 'pma_table_coords';
$cfg['Servers'][$i]['pdf_pages'] = 'pma_pdf_pages';
$cfg['Servers'][$i]['column_info'] = 'pma_column_info';
$cfg['Servers'][$i]['history'] = 'pma_history';
$cfg['Servers'][$i]['tracking'] = 'pma_tracking';
$cfg['Servers'][$i]['designer_coords'] = 'pma_designer_coords';
$cfg['Servers'][$i]['userconfig'] = 'pma_userconfig';
/* Contrib / Swekey authentication */
$cfg['Servers'][$i]['auth_swekey_config'] = '/etc/swekey-pma.conf';
/*
* End of servers configuration
*/
/*
* Directories for saving/loading files from server
*/
$cfg['UploadDir'] = '';
$cfg['SaveDir'] = '';
/**
* Defines whether a user should be displayed a "show all (records)"
* button in browse mode or not.
* default = false
*/
//$cfg['ShowAll'] = true;
/**
* Number of rows displayed when browsing a result set. If the result
* set contains more rows, "Previous" and "Next".
* default = 30
*/
//$cfg['MaxRows'] = 50;
/**
* Use graphically less intense menu tabs
* default = false
*/
//$cfg['LightTabs'] = true;
/**
* disallow editing of binary fields
* valid values are:
* false allow editing
* 'blob' allow editing except for BLOB fields
* 'all' disallow editing
* default = blob
*/
//$cfg['ProtectBinary'] = 'false';
/**
* Default language to use, if not browser-defined or user-defined
* (you find all languages in the locale folder)
* uncomment the desired line:
* default = 'en'
*/
//$cfg['DefaultLang'] = 'en';
//$cfg['DefaultLang'] = 'de';
/**
* default display direction (horizontal|vertical|horizontalflipped)
*/
//$cfg['DefaultDisplay'] = 'vertical';
/**
* How many columns should be used for table display of a database?
* (a value larger than 1 results in some information being hidden)
* default = 1
*/
//$cfg['PropertiesNumColumns'] = 2;
/**
* Set to true if you want DB-based query history.If false, this utilizes
* JS-routines to display query history (lost by window close)
*
* This requires configuration storage enabled, see above.
* default = false
*/
//$cfg['QueryHistoryDB'] = true;
/**
* When using DB-based query history, how many entries should be kept?
*
* default = 25
*/
//$cfg['QueryHistoryMax'] = 100;
/*
* You can find more configuration options in Documentation.html
* or here: http://wiki.phpmyadmin.net/pma/Config
*/
?>
Kode diatas adalah dari file "config.sample.inc.php" yang ada dalam
folder phpMyAdmin jadi anda bisa membandingkan apa-apa saja yang di ubah
didalamnya.
Setelah mengisikan MySQL password simpan file tersebut ke "D:\My Websites\phpMyAdmin\" dengan nama "config.inc.php"
Testing phpMyAdmin
Buka browser kemudian di address bar ketikkan
"http://localhost/phpmyadmin" atau "localhost/phpmyadmin". Maka jika
tidak ada problem akan tampil seperti berikut.
Pada bagian bawah mungkin akan ada pemberitahuan atau peringatan
bahwa beberapa fungsi telah dinonaktifkan karena pengaturan yang kurang
sempurna.
Ini terjadi karena belum adanya database untuk penyimpanan data dan
informasi. Untuk membuat database ini kita akan mengimpornya dari "D:\My
Websites\phpMyAdmin\scripts\create_tables.sql" dengan menggunakan
phpMyAdmin.
Membuat phpMyAdmin database
Di dalam jendela phpMyAdmin dari menu paling atas pilih atau klik Import.
Dari File to import klik browse tujukan ke "D:\My Websites\phpMyAdmin\scripts\create_tables.sql"
Kemudian klik "Go". Tunggu beberapa saat hingga prosesnya selesai.
Jika berhasil dengan baik maka akan ada database baru dengan nama
phpmyadmin dan pemberitahuan yang menyatakan bahwa pengimporan telah
berhasil.
Refresh browser untuk melihat hasilnya.
Mengaktifkan phpMyAdmin Log In/Log Out
Jika ingin memasukkan user dan password setiap saat masuk ke
phpmyadmin maka kita harus mengisi blowfish_secret pada file pengaturan
phpMyAdmin (config.inc.php):
$cfg['blowfish_secret'] = ''; /* isikan dengan sembarang */
Hapus dua baris berikut ini:
$cfg['Servers'][$i]['user'] = 'root';
$cfg['Servers'][$i]['password'] = 'xxx'; //isikan dengan MySql Password
Kemudian untuk Authentication type diubah dari config menjadi cookie.
$cfg['Servers'][$i]['auth_type'] = 'cookie';
Selamat bereksperimen.
Memindahkan WordPress dari hosting ke Localhost
Untuk memindahkan WordPress dari hosting ke localhost dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara termudah adalah dengan menggunakan Tools Export/Import yang sudah terintegrasi dengan WordPress.
Langkah-langkahnya adalah dengan login ke WordPress yang online
(hosting) kemudian masuk ke WordPress Dashboard. Dari menu navigasi
pilih Tools kemudian klik Export. Kemudian tentukan lokasi filenya
kemana akan disimpan. Nanti data blog kita akan didownload dalam format
xml.
Di Localhost login ke WordPress, dari Tools klik Import, kemudian tujukan ke lokasi dimana file xml tadi di download.
Ketika sampai pada tahap seperti gambar dibawah, pilih user yang
aktif pada localhost kemudian tandai "Dowmload and import file
attachments" untuk mendownload semua media yang pernah di upload, klik
"Submit"
Untuk plugin dan themes harus didownload secara manual dengan menggunakan program FTP atau cPanel File Manager.
Setelah di download aktifkan theme dan plugin-plugin, buat pengaturan
termasuk widget-widget agar terlihat persis seperti tampilan Wordress
yang sedang online.
Cara memindahkan WordPress dari hosting ke localhost yang lainnya adalah export/import database menggunakan phpMyAdmin.
Cara ini sedikit lebih rumit namun lebih efisien karena pengaturan,
theme, plugin, widget bahkan user dan passwordnya pun akan sama dengan
Wordpess kita yang sedang online.
Agar cara ini dapat dilakukan kita harus dapat mengakses phpMyAdmin baik di tempat hosting maupun di localhost.
Buka program FTP kemudian sambungkan dengan hosting dan masuk ke
lokasi dimana WordPress terinstal. Download folder "wp-content" beserta
isinya, atau bisa langsung ditimpakan dengan "wp-content" yang ada di
localhost (D:\My Websites\wp-content).
Atau jika memungkinkan gunakan cPanel File Manager, nanti folder tersebut dapat dikompres dan di download dalam format zip yang filenya akan jauh lebih kecil.
Berikutnya Login ke Cpanel hosting kemudian klik phpMyadmin.
Dari urutan database yang ada klik database yang digunakan oleh
WordPress yang akan di ekspor ke Localhost. Dalam contoh saya
menggunakan database htmlcssgxxx.
Setelah databasenya di klik maka seluruh table yang ada di dalam database tersebut akan ditampilkan pada sebelah kanan.
Klik "Export" untuk mengekspor database bila semua table tersebut
adalah merupakan bagian dari WordPress termasuk table dari
plugin-plugin.
Ketika muncul "Export Method" pilih "Quick – display only the minimal options" dan untuk format pilih format SQL.
Namun bila filenya terlalu besar, pada "Export Method" anda bisa
pilih "Custom – display all possible options" kemudian pada
"Compression" pilih (bila mendukung) "zipped" atau "gzipped"
Kemudian tekan tombol "Go" untuk menyimpan SQL atau Zip tersebut ke komputer kita.
Sekarang masuk ke phpMyAdmin di Localhost dengan mengetikkan "http://localhost/phpmyadmin" pada address bar browser.
Bila ingin menggunakan database WordPress yang sudah terinstal
sebelumnya di Localhost klik database tersebut maka table-table
wordpress akan ditampilkan pada sebelah kanan.
Pada bagian bawah dari nama-nama table tersebut tandai "Check All"
kemudian pilih "Drop" untuk menghapus sehingga database nanti menjadi
kosong.
Atau bisa juga dengan membuat database baru kemudian mengedit wp-config.php untuk menyesuaikan nama database.
Setelah databasenya dipilih atau dibuat klik database tersebut
kemudian pada menu paling atas klik "Import". Pada "Browse your
computer" masukkan atau browse ke lokasi dimana file SQL atau Zip yang
telah kita download sebelumnya berada.
Tekan tombol "Go" untuk mulai mengimpor table-table ke database, bila
semuanya berjalan dengan lancar maka akan tampil seperti gambar dibawah
bahwa pengimporan telah berhasil dengan sukses.
Selanjutnya dari tabel database yang baru di impor klik “wp_options”
Maka akan ditampilkan rows dari tabel database tersebut.
Didalam option_name cari “siteurl” kemudian klik Edit.
Ganti urlnya dengan http://localhost
Klik tombol Go untuk menyimpan perubahan.
Selanjutnya masih di option_name cari “home”, cari di halaman selanjutnya bila tidak ditemukan pada halama pertama.
Klik Edit dan ganti urlnya dengan http://localhost
Kemudian klik tombol Go untuk menyimpan perubahan.
Sekarang coba browsing ke "http:/localhost" kemudian Login dengan
menggunakan username dan password yang sama dengan WordPress anda yang
sedang online.
Untuk kenyamanan dan kecepatan sebaikknya script-script yang
membutuhkan koneksi internet sebaiknya dilepaskan atau dihapus dari
template maupun widget. Seperti contoh Script Adsense, Analytic,
Webstats, Shoutbox dsb.
Cara menginstal WordPress di Localhost
Untuk menginstal WordPress di localhost ada dua cara, tapi sebelum
melakukan cara-cara tersebut usahakan untuk mengupdate Apache Server,
PHP, MySQL dan phpMyAdmin anda ke versi yang terbaru.
Yang perlu di siapkan untuk instalasi WordPress ini adalah CMS Blog WordPress ikuti link untuk mendownload.
Selanjutnya adalah database, untuk membuat database anda bisa mengikuti petunjuk tentang Membuat MySQL Database di Localhost.
Kemudian User dan Password MySQL adalah data yang kita buatkan ketika
menginstal MySQL atau data yang kita masukkan di dalam file pengaturan
phpMyAdmin.
Setelah WordPress selesai di download ekstrak file tersebut. Maka
secara default file tersebut akan berada di sebuah folder dengan nama
"Wordpress".
Buka folder tersebut kemudian pindahkan file-file di dalamnya
termasuk ketiga folder yaitu wp-admin, wp-content dan wp-includes ke
root server.
Jika anda mengikuti tutor yang ada di blog ini tentang Cara menginstal Apache Server maka root servernya ada di "D:\My Websites". Jadi semua file dan folder tersebut akan berada di dalam folder "D:\My Websites".
Instal WordPress
Menginstal WordPress cara pertama.
Buka browser ketikkan "http://localhost" atau "localhost" di address bar, maka akan tampil jendela seperti berikut.
Dinyatakan bahwa pengaturan WordPress atau wp-config.php belum ada
jadi kita di suruh untuk membuatkannya, klik "Create a Configuration
File".
Sebelum pengistalasian, kita diingatkan untuk mempersiapkan data-data
seperti yang telah kita sebutkan sebelumnya, diantaranya:nama database,
user, password dan host. Bila sudah lengkap klik "Let’s Go!"
Isikan dengan data-data yang sudah disiapkan. Untuk Database Host
isikan dengan "localhost". Untuk Table Prefix biarkan saja, namun bila
kita ingin menginstal WordPress di folder lain dan menggunakan database
yang sama maka kita harus mengganti namanya, tidak boleh sama. Setelah
selesai diisi klik "Submit".
WordPress akan memeriksa dan memproses data-data yang kita masukkan,
bila tidak ada kesalahan maka akan tampil jendela seperti diatas, klik
"Run the install"
Isikan titel dari blog di Site Title, Username dan Password adalah
data yang selalu kita butuhkan ketika ingin mengelola blog kita, jadi
jangan sampai lupa. Your E-mail dan Privacy tidak terlalu penting karena
adanya di localhost. Selanjutnya klik "Install WordPress"
Maka akan tampil jendela seperti diatas, bahwa penginstalasian
WordPress telah berhasil dengan sukses. Bila kita mengosongkan Password
sebelumnya maka WordPress akan secara otomatis membuatkannya untuk kita.
Untuk mulai menggunakan blog klik "Log In"
Kita juga bisa menginstal wordpress dengan cara mengedit wp-config-sample.php yang ada di "D:\My Websites" terlebih dahulu.
Buka file tersebut kemudian cari baris berikut ini dan isikan dengan data-data yang kita miliki.
define('DB_NAME', 'nama_database');
define('DB_USER', 'username');
define('DB_PASSWORD', 'password');
define('DB_HOST', 'localhost');
Setelah diisi dengan benar simpan kembali file tersebut tapi dengan nama yang berbeda yaitu "wp-config.php"
Buka browser, di address bar ketikkan "http://localhost" maka kita
akan dibawa langsung ke jendela penginstalasian seperti yang sebelumnya
yaitu Install WordPress
Cara menginstal Apache Lounge Zip
Ketika kita mendownload Apache dari apachelounge.com yang ada adalah
versi Zip. Bila kita ingin menginstal Apache Lounge ini ke komputer
kita, maka kita harus mengedit file konfigurasinya secara manual.
Download Apache Lounge dari http://www.apachelounge.com/download/
Setelah selesai di download, ekstrak file tersebut dengan menggunakan Winzip atau Winrar ke C:\Apache\
Apache Konfigurasi
Selanjutnya buka file konfigurasi Apache yang ada di “C:\Apache\conf\httpd.conf”
Kemudian cari baris ServerRoot seperti berikut:
ServerRoot "c:/Apache2"
Ubah menjadi:
ServerRoot "C:/Apache"
Selanjutnya baris ServerAdmin:
ServerAdmin admin@example.com
Ubah menjadi:
ServerAdmin admin@localhost
Kemudian baris berikutnya adalah ServerName:
#ServerName www.example.com:80
Aktifkan dengan menghapus tanda # dan ubah sehingga menjadi:
ServerName localhost:80
Selanjutnya adalah baris ScriptAlias seperti berikut:
ScriptAlias /cgi-bin/ "c:/Apache2/cgi-bin/"
Ubah menjadi:
ScriptAlias /cgi-bin/ "C:/Apache/cgi-bin/"
Selanjutnya baris CGI directory:
<Directory "c:/Apache2/cgi-bin">
Ubah menjadi:
<Directory "C:/Apache/cgi-bin">
Simpan file konfigurasi Apache tersebut.
Instalasi Apache Server
Selanjutnya dari Start menu klik Run kemudian ketikkan cmd untuk mengakses Command Prompt kemudian tekan Enter.
Ketik “cd c:\apache\bin” untuk masuk ke folder Apache kemudian Enter.
Ketik “httpd.exe -k install” untuk menginstal Apache Service dan Enter.
Selanjutnya ketik “httpd.exe -k start” untuk menjalankan Apache Server.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Testing Apache Server
Selanjutnya untuk memastikan Apachenya sudah berjalan buka browser
kemudian ketikkan http://localhost/, bila tampil seperti gambar berikut
berarti Apachenya sudah jalan.
Icon Apache Monitor
Untuk menampilkan icon Apache Monitor di System Tray klik dua kali ApacheMonitor.exe yang ada di C:\Apache\bin\ApacheMonitor.exe
Agar Apache ini langsung dijalankan ketika Windows di mulai, buat
shortcut dari ApacheMonitor.exe dengan cara mengklik kanan file tersebut
kemudian klik Create shortcut.
Ganti nama shortcut tersebut menjadi “Apache Monitor” kemudian klik
kanan shortcut tersebut pilih Cut kemudian Paste-kan ke dalam folder
C:\Documents and Settings\All Users\Start Menu\Programs\Startup.
Mengganti Apache DocumentRoot
Untuk mengganti DocumentRoot anda bisa mengikuti seperti yang telah dibahas di cara menginstal Apache server.
Uninstal Apache Server
Karena kita menginstal Apache ini secara manual maka untuk menghapus
(uninstall) dari komputer, kita harus melakukannya secara manual juga.
Buka Command Prompt dari Start menu klik Run kemudian ketikkan cmd dan Enter.
Ketik “cd c:\apache\bin” untuk masuk ke folder Apache kemudian Enter.
Ketik “httpd.exe -k stop” untuk menghentikan Apache Server dan Enter.
Selanjutnya untuk menghapus Apache Service ketik “httpd.exe -k uninstall” kemudian tekan enter.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
Untuk menghapus icon Apache Monitor bisa dilakukan dengan menekan End
Process pada Windows Task Mananger di dalam tab Processes atau dengan
mengklik kanan icon Apache Monitor yang ada di System Tray kemudian
pilih Exit.
Hapus shortcut Apache Monitor yang ada di C:\Documents and Settings\All Users\Start Menu\Programs\Startup.
Selanjutnya kita sudah bisa menghapus folder C:\Apache\ dengan aman.
Update Apache Server untuk PHP VC9
Meng-update Apache Server agar bisa menggunakan PHP yang di kompilasi dengan Visual Studio 2008 (VC9) di Ms Windows.
Ketika kita berada di hadownload PHP kita akan melihat bahwa PHP 5.3.6 hanya ada yang VC9, dan menurut informasi yang saya baca di
wiki.php.net dinyatakan bahwa versi 5.3.x merupakan versi terakhir dengan VC6 sedangkan selanjutnya hanya dengan VC9.
laman wiki.php.net dinyatakan bahwa versi 5.3.x merupakan versi terakhir dengan VC6 sedangkan selanjutnya hanya dengan VC9.
Dengan kata lain PHP 5.3.5 merupakan versi yang terakhir dengan VC6 sedangkan PHP 5.3.6+ hanya akan dikompilasi dengan VC9.
Jadi untuk menggunakan PHP 5.3.6 VC9 ini kita harus menggunakan Apache server yang mendukung VC9 juga yang dapat di download di apachelounge.com
Ketika tulisan ini ditulis versi yang ada adalah httpd-2.2.19-win32-x86-ssl.zip.
Agar update ini berjalan dengan lancar dianjurkan untuk mendownload versi yang persis sama dengan apache.org yang terinstal sebelumnya.
Setelah selesai di download dengan Winzip ekstrak file tesebut ke sebuah folder.
Untuk dapat menggunakan Apache 2.2.19 ini, Visual C++ 2008
Redistributable Package harus ter instal di komputer kita. Jika belum
ikuti link berikut untuk mendownload:
Update: Untuk Apache Versi 2.2.22 gunakan Visual C++ 2008 SP1 Redistributable Package.
Berikut adalah cara meng-Update Apache server.
Bagi anda yang baru menginstal Apache server, saya sarankan untuk mengikuti cara menginstal Apache server, ikuti petunjuk-petunjuknya sampai berhasil. Sebelum berhasil, jangan lanjut kebagian ini.
Dari icon Apache di Taskbar hentikan Apache server dengan klik kiri
kemudian pilih “Stop”. Buka Task Manager dengan menekan “Ctr+Alt+Del”
secara bersamaan. Kemudian dari menu tab Processes cari dan klik “Apache
Monitor.exe” klik tombol “End Proses” akan muncul jendela peringatan
pilih saja “Yes”.
Sekarang buka Windows Explorer, buat salinan atau backup “httpd.conf”
yang ada di “C:\Apache\conf\httpd.conf” selanjutnya hapus file dan
folder yang ada di “C:\Apache” tersebut kecuali folder php, mysql dan
temp bila anda sudah menginstal PHP dan MySQL persis seperti tutorial
yang ada di blog ini.
Kemudian pindahkan semua file dan folder dari folder Apache yang
telah diektrak tadi ke “C:\Apache\”, ganti “httpd.conf” yang ada di
“C:\Apache\conf\httpd.conf” dengan salinan atau backup yang telah anda
buat.
Dengan Windows Explorer buka folder “C:\Apache\bin” didalam folder
tersebut klik dua kali “ApacheMonitor.exe” maka secara otomatis anda
akan melihat iconnya muncul kembali di taksbar, klik kiri icon tersebut
dan pilih “Start”.
Sekarang anda sudah bisa menginstal PHP yang VC9 dengan mengikuti langkah-langkah di cara menginstal PHP.
Cara menginstal PHP 5.3.6
Untuk menginstal PHP sebelumnya anda harus sudah menginstal Apache Server dan pastikan sudah berjalan dengan baik.
Klik link berikut untuk mendownload php: http://windows.php.net/download untuk php versi yang lama dapat di download di php archives atau museumnya php.
PHP ada 2 kompilasi yang dikeluarkan yaitu VC6 (Visual C++ 6.0) dan VC9 (Visual Studio C++ 2008).
Untuk Apache.org binary, dianjurkan untuk menggunakan yang VC6 sedangkan VC9 adalah untuk IIS server.
Ketika mendownload pilih yang versi Zip dengan Thread Safe.
Jika ingin menggunakan PHP yang VC9 maka Apachenya harus di update
terlebih dahulu. Ikuti link berikut untuk mengetahui bagaimana cara upgrade Apache untuk PHP yang VC9.
Setelah mendapatkan versi php yang anda inginkan, buat sebuah folder
di “C:\Apache” dengan nama “php” sehingga menjadi C:\Apache\php,
kemudian dengan menggunakan winzip atau winnar ekstrak file yang telah
kita download ke dalam folder tersebut.
Kemudian di dalam folder php cari file “php.ini-dist” untuk PHP versi
5.3.+ gunakan “php.ini-production” karena pengaturan tersebut merupakan
pengaturan standar, baik untuk kecepatan maupun keamanan.
Ganti namanya menjadi “php.ini” double klik untuk membuka file tersebut dan cari baris seperti berikut:
doc_root =
supaya lebih cepat, di menu notepad klik “edit” kemudian “find”
masukkan “doc_root” klik find. Kemudian masukkan folder website yang
telah kita buat sebelumnya sehingga menjadi:
doc_root ="D:\My Websites"
Kemudian cari baris berikutnya:
; extension_dir = "ext"
Isikan sehingga menjadi:
extension_dir = "C:\Apache\php\ext"
Agar PHP terhubung dengan server maka kita harus mengedit file
configurasi Apache Server yang berada di “C:\Apache\conf\httpd.conf”
buka file tersebut kemudian cari baris seperti dibawah ini:
<IfModule dir_module>
DirectoryIndex index.html
</IfModule>
Tambahkan index.php dengan dibatasi oleh sebuah spasi sehingga menjadi:
<IfModule dir_module>
DirectoryIndex index.html index.php
</IfModule>
Kemudian tambahkan yang berikut ini diantara <IfModule
mime_module> dan </IfModule>, sehingga menjadi seperti pada
gambar dibawah:
ScriptAlias /php/ "C:/Apache/php/"
AddType application/x-httpd-php .php .php5
Action application/x-httpd-php "/php/php-cgi.exe"
SetEnv PHPRC "C:/Apache/php"
Diakhir dari file httpd.conf tersebut tambahkan yang berikut ini:
PHPIniDir "C:/Apache/php/"
LoadModule php5_module "C:/Apache/php/php5apache2_2.dll"
Simpan file tersebut, kemudian Restart server.
Agar Windows dapat mengetahui lokasi file system dan konfigurasi dari
PHP maka kita harus menambahkan lokasi dari directory PHP tersebut.
Sebenarnya kita bisa saja memindahkan file 2x tersebut ke folder
Windows atau System32, tapi tentu akan jadi rumit ketika kita ingin
meng-upgrade php tersebut yang ujung-ujungnya malah system Windows kita
yang rusak.
Jadi jalan terbaiknya adalah dengan memasukkan path atau lokasi php
kita ke System Windows. Caranya? ikuti langkah-langkah berikut:
Buka “System Properties” dengan cara mengklik kanan “My Computer” pilih “Properties”
Kemudian pilih tab “Advanced” kemudian klik “Environment Variables”
Di dalam “System Variables” cari variable yang bernama “Path” klik edit atau double klik untuk mengedit.
Setelah Edit System Variable terbuka di dalam “Variable value”
tambahkan “C:\Apache\php” dengan dibatasi oleh tanda titik koma “;” klik
OK.
Secara standart PHP akan menggunakan System Temp sebagai temporary
folder. Saya pernah mengalami script yang tidak bekerja setelah saya
mengosongkan Windows Temp folder. Jadi agar hal ini tidak terjadi kita
akan membuat temporary folder di dalam folder Apache.
Pertama buat sebuah folder di “C:\Apache” dengan nama “temp” di dalam
folder “temp” tersebut buat dua buah folder dengan nama “upload” dan
“session” sehingga kita akan memiliki dua buah folder baru:
“C:\Apache\temp\upload”
“C:\Apache\temp\session”
“C:\Apache\temp\session”
Kemudian buka file pengaturan PHP “C:\Apache\php\php.ini” cari baris seperti yang ada di bawah ini:
;upload_tmp_dir =
Isikan sehingga menjadi:
upload_tmp_dir="C:\Apache\temp\upload"
Selanjutnya cari kembali:
;session.save_path = "/tmp"
Isikan sehingga menjadi:
session.save_path="C:\Apache\temp\session"
Agar system dapat membaca semua perubahan ini, Komputer kita harus di “Restart.”
Setelah komputer direstart sekarang kita akan menguji apakah server
dan php telah terhubung dengan baik, buka notepad kemudian masukkan kode
berikut ini:
<?php
phpinfo();
?>
Simpan file tersebut ke D:\My Websites dengan nama “index.php” jangan
lupa ketika menyimpannya ganti save as type-nya dengan “all files”
karena jika tidak maka filenya nanti akan menjadi “index.php.txt”
Hapus file “index.html”jika masih ada di dalam folder tersebut.
Kemudian buka browser ketik di address bar “localhost” atau “http//localhost/”
Jika browser menampilkan seperti gambar berikut ini berarti PHP telah terhubung ke Server dengan baik, again Congratulations…
Langganan:
Postingan
(
Atom
)